Review Film Joker 2019! Tamparan Keras Untuk Indonesia
Hello sahabat semuanya, kali ini agak beda ya Bro karena penulis baru aja terinspirasi dengan sebuah film layar lebar yang sekarang ini lagi fenomenal banget di seluruh dunia yaitu film joker 2019, Joker yang kebetulan banget nih ama kondisi indonesia saat sekarang ini yaitu demonstasi ke gedung DPR.
Emangnya masih relevan sama peristiwa yang baru saja kita alami bersama di depan gedung DPR kemaren?. Nah inilah sebuah kritik sosial terhadap para politikus negara kita yang makin lama makin ancur, ya maaf ya memang itu kondisinya.
Lihatlah orang-orang yang kehilangan integritas dan harga diri demi sebuah nafsu panas sesaat, selama ini orang-orang kecil yang berada di strata sosial paling bawah tidak pernah punya tempat di dalam sebuah sistem dalam masyarakat, bahkan tidak jarang juga dianggap sebagai ancaman oleh masyarakat, dengan strata sosial yang lebih tinggi. Apalagi politikus.
Di dalam film joker ini juga Apakah Mereka benar-benar para politikus itu mendengar jeritan rakyat kecil?. Film Joker yang saat ini masih diputar merupakan sebuah tamparan yang tepat sebagai sebuah pesan untuk semua orang.
Bahkan menurut penulis adalah sebuah pesan kemanusiaan yang universal, penulis akan coba Gambarkan perasaan penulis sekitar 30 menit setelah menonton film joker 2019, yang penulis rasakan Adalah perasaan tenang, rileks bahkan cenderung hilang kepercayaan terhadap penguasa, ya seperti baru saja mengikuti sebuah terapi psikologi.
Padahal saya baru saja menyaksikan protagonis kita yang lambat laun menjadi antagonis dan membantai orang. Gila bukan? seakan-akan membunuh adalah hal yang paling masuk akal ketika yang namanya sebuah harapan itu sudah tidak lagi dianggap ada.
Bahkan oleh orang baik sekalipun!. Dunia adalah sebuah tempat yang dingin dan keras menaklukkan dunia atau di Taklukan dunia hingga tersungkur di kubangan tanah yang paling dalam.
Dan tidak ada seorangpun yang akan memberikanmu meskipun sekarat ataupun mati. Itulah miniatur dunia yang disampaikan melalui film ini, yang notabene mirip dengan dunia kita saat ini yang semakin hari semakin dingin juga. film ini yang akan membawa kita menelusuri kotornya Under Ground kota Gotham tahun 80-an yang secara luar biasa digambarkan dengan sinematografi yang sangat artistik.
Dan kita akan merasakan hidup di dalamnya melalui seseorang bernama Arthur flack seorang penderita bakteri Fathological Laughter sebuah gangguan saraf di mana penderitanya tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosinya, sehingga penderitanya bisa tertawa, menangis bahkan tertawa sekaligus menangis kapan saja.
Dalam film tersebut di gambarkan kondisi mental Arthur flack semakin memburuk karena ternyata dia juga mengidap schizophrenia, di mana dia sering mengalami halusinasi akut, Sedangkan di lubuk hati terdalam nya dia hanyalah seorang bocah kecil lugu yang sangat Naif dan penuh harapan indah dalam Memandang kehidupan ini.
Sama seperti seorang anak berumur 9 tahun yang masih mendambakan kasih sayang, penulis akan Ceritakan sedikit sebuah Ironi kehidupan, pada dasarnya tidak ada orang yang terlahir sebagai orang jahat, semua manusia terlahir sebagai bayi yang jiwanya murni.
Namun sudah sebuah kodrat yang diciptakan oleh tuhan bahwa manusia punya kebutuhan yang sangat mendasar yaitu kebutuhan jasmani seperti sandang, pangan, dan papan dan kebutuhan jiwa yaitu rasa aman, merasa dicintai dan diakui oleh orang lain.
Kebutuhan jasmani yang tidak terpenuhi akan lebih simpel untuk dilihat, namun yang paling kompleks dalam diri manusia adalah kebutuhan jiwa yang tidak terlihat, namun sifatnya menjadi permanen dan sangat sulit di observasi dan penentu kejiwaan mental dan karakteristik seseorang itu hampir sebagian besar dibentuk oleh masa kecilnya.
Meskipun tampaknya seorang Arthur flack terlihat normal ya tapi tidak pernah ada yang bisa melihat betapa rusaknya kondisi dunia di dalam alam bawah sadarnya, penolakan dari orang tua sejak lahir, kekerasan dari orang tua secara Intens dan tidak diterapkannya sebuah konsep mengenai arti dan tujuan hidup.
Lubang-lubang kehidupan yang tidak pernah kita dapatkan pada masa kecil jelas akan membentuk diri seseorang pada saat dewasa dan begitulah terakhirnya karakter Arthur flack ini itulah ketidakwarasan pertama yang dimulai dari lingkungan kerja seseorang yaitu keluarga.
Selanjutnya Film Joker 2019 ini akan membawa kita ke tahapan selanjutnya, jiwa rapu Arthur flack membawanya ke lingkungan sosial yang lebih luas lagi yaitu masyarakat, ironisnya ternyata kondisi masyarakat Jawa lebih kejam dibandingkan kehidupan masa kecilnya.
Kerasnya kehidupan membuat hati setiap orang menjadi dingin, karena Bagaimana mungkin seseorang bisa membantu orang lain Jika dirinya sendiri masih membutuhkan bantuan, dari setiap orang hanya memikirkan nafsunya masing-masing.
Penghianatan dari seorang teman yang ternyata hanya memakai topeng malaikat selama ini, pekerja sosial yang seharusnya memberikan pertolongan ternyata hanya berperan dalam sandiwara di dunianya sendiri, bahkan seseorang orang yang selama ini dijadikan inspirasi nya maupun jutaan orang sekalipun secara mengejutkan berarti busuk jika kita kenal lebih dalam lagi.
Dan sebuah ketulusan yang selalu diperhatikan oleh hampir setiap orang hanya karena kita berasal dari status sosial yang lebih rendah atau kita tidak senormal orang-orang pada umumnya bukan hanya Tidak Dianggap kamu juga ditakuti bahkan diintimidasi sampai dikriminalisasi. Ada apa dengan semua orang?.
Apa yang terjadi pada dunia ini!. hal ini membawa kita ke tahapan Selanjutnya lagi harapan dari pertanyaan-pertanyaan ini semakin membesar kepada tingkatan yang lebih luas lagi yaitu pemerintah, di mana seharusnya kekuasaan tertinggi dalam sebuah lingkungan sosial ini mampu menjembatani semua kebiasaan yang dirasakan masyarakat.
Bahkan membantu mengangkat derajat orang manusia dengan segala power yang mereka miliki namun kenyataannya, para politikus yang seharusnya punya kuasa yang seharusnya punya kuasa untuk menjadi duta perubahan bagi jutaan rakyat jauh lebih busuk lagi.
Mereka bahkan punya topeng berlapis-lapis yang terlihat sangat indah dipandang untuk menutupi bau bangkai yang sangat menyengat dari dalamnya, para politikus yang duduk di kursi empuk itu tidak pernah benar-benar memikirkan orang-orang yang kecil yang ada di bawah, tidak jarang pula pura-pura tidak melihat dan pura-pura tidak mendengar, hanya demi hawa nafsu mereka sendiri dan golongan golongannya.
Dan semua akumulasi kesalahan sistem sosial pembunuh Harapan ini pada akhirnya membawa seorang Arthur flack kepada kehampaan yang membuat jiwanya menjadi orang yang kejam, yang di titik puncaknya Dia memutuskan untuk mengakhiri semua kepalsuan dunia, dengan memusnahkan semua topeng-topeng kehidupan yang mengotori kesucian dunia ini.
Sebuah simbol pembersihan spiritual dan itulah yang akan dirasakan penonton yang membuat penulis bertanya-tanya dalam hati, Hei dia membunuh seseorang Kenapa hal ini terasa benar? perasaan itu timbul bukan karena penulis menjadi jahat dan bukan karena membuat kita jadi agent of chaos yang anarkis, tapi karakter Joker ini mewakili keresahan dari kebanyakan orang saat ini yang sudah sangat, sangat, sangat muak dengan kemunafikan yang ada di dunia ini.
Mulai dari sistem sosial terendah hingga yang paling tinggi, yang lebih parahnya lagi justru posisi-posisi tinggi yang seharusnya punya segalanya untuk membantu yang ada di bawah justru adalah yang paling busuk di antara semuanya.
Joker secara simbolik ingin memusnahkan semua topeng-topeng perusak kesucian jiwa dari dunia ini Dan ya itulah yang membuat saya merasakan kelegaan yang selama ini dipendam dan ingin teriakan Kebanyakan orang. Bukan karena membunuh manusia tapi karena menjadi sebuah momen dimana semua hal kotor yang menodai kesucian dunia ini mulai dihapuskan.
Meskipun dengan cara-cara yang sangat, sangat gila. Jujur ya kira-kira Film ini saya sangat bersimpati pada karakter Joker yang dibawakan oleh buat infinix ini dengan sangat luar biasa. Penulis bahkan tidak merasa dia sedang berakting di sebuah film, namun lebih mirip menonton sebuah dokumenter nyata yang mengangkat isu sosial dan kegelisahan yang selama ini tersimpan rapat di setiap lubuk hati kita.
Film ini bisa jadi sebuah terapi bagi jiwa kita, sekaligus tamparan untuk mengingatkan kita kembali kepada Bagaimana seharusnya dunia ini bekerja. Bagaimana seharusnya kita lebih peduli pada setiap Insan di sekitar kita dan pada akhirnya di mana Peran kita sebagai seorang agen yang seharusnya bisa membawa perubahan.
Namun penulis sebagai discliamer penulis katakan bahwa, penulis tidak mendukung Apa yang dilakukan oleh Joker di film ini sama sekali, karena semua pelanggaran hukum Apapun alasannya adalah salah.
Namun hal ini sangat pantas dijadikan introspeksi kita bersama bahwa orang-orang seperti Arthur flack yang menjadi Joker ini sebenarnya hanyalah korban dari sebuah sistem sosial yang salah, dalam menempatkan dan memperlakukan seorang insan. dimana orang sakit seharusnya diobati bukan dibiarkan membusuk bersama kumpulannya.
Orang yang kehilangan arah seharusnya dirangkul dan dibantu menuju arah yang benar bukan dibuang bersama sampah lainnya, terkadang yang mereka butuhkan hanyalah sebuah pelukan yang tulus dan ia hanya itu saja. Karena sudah kodrat bahwa yang lebih kuat seharusnya membantu yang lebih lemah dan yang berlebih membantu yang berkekurangan.
Namun penulis tidak pernah mendukung orang malas, karena seorang pemalas sebaiknya nggak usah makan, tidak ada istilah orang bodoh, yang ada hanyalah orang yang malas belajar, tidak ada istilah nasip buruk, karena yang menentukan nasib adalah tindakan kita sendiri.
Nah itulah sedikit review film joker 2019 yang membuat tamparan keras untuk indonesia untuk kita semua rakyat indonesia khususnya, semoga dengan film joker 2019 ini membuat kita lebih peka terhadap keadaan sosial terutama di keluarga dan lingkungan kita.
Review Film Joker 2019 |
Emangnya masih relevan sama peristiwa yang baru saja kita alami bersama di depan gedung DPR kemaren?. Nah inilah sebuah kritik sosial terhadap para politikus negara kita yang makin lama makin ancur, ya maaf ya memang itu kondisinya.
- Baca Juga : Dilema Petani Indonesia di era teknologi
Lihatlah orang-orang yang kehilangan integritas dan harga diri demi sebuah nafsu panas sesaat, selama ini orang-orang kecil yang berada di strata sosial paling bawah tidak pernah punya tempat di dalam sebuah sistem dalam masyarakat, bahkan tidak jarang juga dianggap sebagai ancaman oleh masyarakat, dengan strata sosial yang lebih tinggi. Apalagi politikus.
Di dalam film joker ini juga Apakah Mereka benar-benar para politikus itu mendengar jeritan rakyat kecil?. Film Joker yang saat ini masih diputar merupakan sebuah tamparan yang tepat sebagai sebuah pesan untuk semua orang.
Bahkan menurut penulis adalah sebuah pesan kemanusiaan yang universal, penulis akan coba Gambarkan perasaan penulis sekitar 30 menit setelah menonton film joker 2019, yang penulis rasakan Adalah perasaan tenang, rileks bahkan cenderung hilang kepercayaan terhadap penguasa, ya seperti baru saja mengikuti sebuah terapi psikologi.
Padahal saya baru saja menyaksikan protagonis kita yang lambat laun menjadi antagonis dan membantai orang. Gila bukan? seakan-akan membunuh adalah hal yang paling masuk akal ketika yang namanya sebuah harapan itu sudah tidak lagi dianggap ada.
Bahkan oleh orang baik sekalipun!. Dunia adalah sebuah tempat yang dingin dan keras menaklukkan dunia atau di Taklukan dunia hingga tersungkur di kubangan tanah yang paling dalam.
Dan tidak ada seorangpun yang akan memberikanmu meskipun sekarat ataupun mati. Itulah miniatur dunia yang disampaikan melalui film ini, yang notabene mirip dengan dunia kita saat ini yang semakin hari semakin dingin juga. film ini yang akan membawa kita menelusuri kotornya Under Ground kota Gotham tahun 80-an yang secara luar biasa digambarkan dengan sinematografi yang sangat artistik.
Dan kita akan merasakan hidup di dalamnya melalui seseorang bernama Arthur flack seorang penderita bakteri Fathological Laughter sebuah gangguan saraf di mana penderitanya tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosinya, sehingga penderitanya bisa tertawa, menangis bahkan tertawa sekaligus menangis kapan saja.
Dalam film tersebut di gambarkan kondisi mental Arthur flack semakin memburuk karena ternyata dia juga mengidap schizophrenia, di mana dia sering mengalami halusinasi akut, Sedangkan di lubuk hati terdalam nya dia hanyalah seorang bocah kecil lugu yang sangat Naif dan penuh harapan indah dalam Memandang kehidupan ini.
Sama seperti seorang anak berumur 9 tahun yang masih mendambakan kasih sayang, penulis akan Ceritakan sedikit sebuah Ironi kehidupan, pada dasarnya tidak ada orang yang terlahir sebagai orang jahat, semua manusia terlahir sebagai bayi yang jiwanya murni.
Namun sudah sebuah kodrat yang diciptakan oleh tuhan bahwa manusia punya kebutuhan yang sangat mendasar yaitu kebutuhan jasmani seperti sandang, pangan, dan papan dan kebutuhan jiwa yaitu rasa aman, merasa dicintai dan diakui oleh orang lain.
Kebutuhan jasmani yang tidak terpenuhi akan lebih simpel untuk dilihat, namun yang paling kompleks dalam diri manusia adalah kebutuhan jiwa yang tidak terlihat, namun sifatnya menjadi permanen dan sangat sulit di observasi dan penentu kejiwaan mental dan karakteristik seseorang itu hampir sebagian besar dibentuk oleh masa kecilnya.
Meskipun tampaknya seorang Arthur flack terlihat normal ya tapi tidak pernah ada yang bisa melihat betapa rusaknya kondisi dunia di dalam alam bawah sadarnya, penolakan dari orang tua sejak lahir, kekerasan dari orang tua secara Intens dan tidak diterapkannya sebuah konsep mengenai arti dan tujuan hidup.
Lubang-lubang kehidupan yang tidak pernah kita dapatkan pada masa kecil jelas akan membentuk diri seseorang pada saat dewasa dan begitulah terakhirnya karakter Arthur flack ini itulah ketidakwarasan pertama yang dimulai dari lingkungan kerja seseorang yaitu keluarga.
Selanjutnya Film Joker 2019 ini akan membawa kita ke tahapan selanjutnya, jiwa rapu Arthur flack membawanya ke lingkungan sosial yang lebih luas lagi yaitu masyarakat, ironisnya ternyata kondisi masyarakat Jawa lebih kejam dibandingkan kehidupan masa kecilnya.
Kerasnya kehidupan membuat hati setiap orang menjadi dingin, karena Bagaimana mungkin seseorang bisa membantu orang lain Jika dirinya sendiri masih membutuhkan bantuan, dari setiap orang hanya memikirkan nafsunya masing-masing.
Penghianatan dari seorang teman yang ternyata hanya memakai topeng malaikat selama ini, pekerja sosial yang seharusnya memberikan pertolongan ternyata hanya berperan dalam sandiwara di dunianya sendiri, bahkan seseorang orang yang selama ini dijadikan inspirasi nya maupun jutaan orang sekalipun secara mengejutkan berarti busuk jika kita kenal lebih dalam lagi.
Dan sebuah ketulusan yang selalu diperhatikan oleh hampir setiap orang hanya karena kita berasal dari status sosial yang lebih rendah atau kita tidak senormal orang-orang pada umumnya bukan hanya Tidak Dianggap kamu juga ditakuti bahkan diintimidasi sampai dikriminalisasi. Ada apa dengan semua orang?.
Apa yang terjadi pada dunia ini!. hal ini membawa kita ke tahapan Selanjutnya lagi harapan dari pertanyaan-pertanyaan ini semakin membesar kepada tingkatan yang lebih luas lagi yaitu pemerintah, di mana seharusnya kekuasaan tertinggi dalam sebuah lingkungan sosial ini mampu menjembatani semua kebiasaan yang dirasakan masyarakat.
Bahkan membantu mengangkat derajat orang manusia dengan segala power yang mereka miliki namun kenyataannya, para politikus yang seharusnya punya kuasa yang seharusnya punya kuasa untuk menjadi duta perubahan bagi jutaan rakyat jauh lebih busuk lagi.
Mereka bahkan punya topeng berlapis-lapis yang terlihat sangat indah dipandang untuk menutupi bau bangkai yang sangat menyengat dari dalamnya, para politikus yang duduk di kursi empuk itu tidak pernah benar-benar memikirkan orang-orang yang kecil yang ada di bawah, tidak jarang pula pura-pura tidak melihat dan pura-pura tidak mendengar, hanya demi hawa nafsu mereka sendiri dan golongan golongannya.
Dan semua akumulasi kesalahan sistem sosial pembunuh Harapan ini pada akhirnya membawa seorang Arthur flack kepada kehampaan yang membuat jiwanya menjadi orang yang kejam, yang di titik puncaknya Dia memutuskan untuk mengakhiri semua kepalsuan dunia, dengan memusnahkan semua topeng-topeng kehidupan yang mengotori kesucian dunia ini.
Sebuah simbol pembersihan spiritual dan itulah yang akan dirasakan penonton yang membuat penulis bertanya-tanya dalam hati, Hei dia membunuh seseorang Kenapa hal ini terasa benar? perasaan itu timbul bukan karena penulis menjadi jahat dan bukan karena membuat kita jadi agent of chaos yang anarkis, tapi karakter Joker ini mewakili keresahan dari kebanyakan orang saat ini yang sudah sangat, sangat, sangat muak dengan kemunafikan yang ada di dunia ini.
Mulai dari sistem sosial terendah hingga yang paling tinggi, yang lebih parahnya lagi justru posisi-posisi tinggi yang seharusnya punya segalanya untuk membantu yang ada di bawah justru adalah yang paling busuk di antara semuanya.
Joker secara simbolik ingin memusnahkan semua topeng-topeng perusak kesucian jiwa dari dunia ini Dan ya itulah yang membuat saya merasakan kelegaan yang selama ini dipendam dan ingin teriakan Kebanyakan orang. Bukan karena membunuh manusia tapi karena menjadi sebuah momen dimana semua hal kotor yang menodai kesucian dunia ini mulai dihapuskan.
Meskipun dengan cara-cara yang sangat, sangat gila. Jujur ya kira-kira Film ini saya sangat bersimpati pada karakter Joker yang dibawakan oleh buat infinix ini dengan sangat luar biasa. Penulis bahkan tidak merasa dia sedang berakting di sebuah film, namun lebih mirip menonton sebuah dokumenter nyata yang mengangkat isu sosial dan kegelisahan yang selama ini tersimpan rapat di setiap lubuk hati kita.
Film ini bisa jadi sebuah terapi bagi jiwa kita, sekaligus tamparan untuk mengingatkan kita kembali kepada Bagaimana seharusnya dunia ini bekerja. Bagaimana seharusnya kita lebih peduli pada setiap Insan di sekitar kita dan pada akhirnya di mana Peran kita sebagai seorang agen yang seharusnya bisa membawa perubahan.
Namun penulis sebagai discliamer penulis katakan bahwa, penulis tidak mendukung Apa yang dilakukan oleh Joker di film ini sama sekali, karena semua pelanggaran hukum Apapun alasannya adalah salah.
Namun hal ini sangat pantas dijadikan introspeksi kita bersama bahwa orang-orang seperti Arthur flack yang menjadi Joker ini sebenarnya hanyalah korban dari sebuah sistem sosial yang salah, dalam menempatkan dan memperlakukan seorang insan. dimana orang sakit seharusnya diobati bukan dibiarkan membusuk bersama kumpulannya.
- Baca Juga : Sejarah Psikologi dalam kehidupan sehari-hari
Orang yang kehilangan arah seharusnya dirangkul dan dibantu menuju arah yang benar bukan dibuang bersama sampah lainnya, terkadang yang mereka butuhkan hanyalah sebuah pelukan yang tulus dan ia hanya itu saja. Karena sudah kodrat bahwa yang lebih kuat seharusnya membantu yang lebih lemah dan yang berlebih membantu yang berkekurangan.
Namun penulis tidak pernah mendukung orang malas, karena seorang pemalas sebaiknya nggak usah makan, tidak ada istilah orang bodoh, yang ada hanyalah orang yang malas belajar, tidak ada istilah nasip buruk, karena yang menentukan nasib adalah tindakan kita sendiri.
Nah itulah sedikit review film joker 2019 yang membuat tamparan keras untuk indonesia untuk kita semua rakyat indonesia khususnya, semoga dengan film joker 2019 ini membuat kita lebih peka terhadap keadaan sosial terutama di keluarga dan lingkungan kita.