Kelebihan dan Kekurangan Teori Kognitif

KONSEP WAWASAN (INSIGHT) Wawasan atau insight bisa diartikan sebagai pengindraan dan/atau perabaan atau perasaan mengenai hubungan-hubungan, suatu Kelebihan dan Kekurangan Teori Kognitif.

Wawasan erat sekali kaitannya dengan ketajaman dan pengertian. Oleh karena itu, untuk menguji insight seseorang, bisa dengan cara mengungkapkan pengertian itu sendiri.

Kelebihan dan Kekurangan Teori Kognitif
Kelebihan dan Kekurangan Teori Kognitif

Kelebihan dan Kekurangan Teori Kognitif

Salah satu percobaan yang berkaitan dengan insight ini adalah yang dilakukan oleh Kohler dengan menggunakan beberapa simpanse dan salah satu simpanse yang paling cerdas bemama Sultan. Sultan dimasukkan ke dalam sebuah kandang, cara mengatasi kelemahan teori kognitif.

Di atas kandang disimpan beberapa sisir pisang yang ddak bisa dijangkau oleh Sultan jika tidak menggunakan alat-alat tertentu. Namun, di dalam kandang tersebut disediakan tiga buah‘ kotak kayu yang diletakkan sembarang. Mula-mula Sultan berusaha dengan caranya untuk mendapatkan pisang, namun selalu gagal.

Sampai pada akhimya, Sultan mengerti hubungan-hubungan antara kotak kayu dengan pisang. Kelebihan dan kekurangan teori konstruktivisme, Tiba-tiba Sultan menemukan cara untuk mendapatkan pisang dengan menyusun komk-komk kayu ke atas sehingga bisa menjangkau pisang yang tergantung tadi. Kira-kira seperti ini, “ahal”, ketemu sekarang, kata Sultan dalam pikirannya. Proses penemuan inilah yang dikenal dengan insight dalam psikologi kognitif (Irwanto dick, 1989).

Kelebihan dan kekurangan teori kognitif dalam pembelajaran

Dengan melihat proses seperti itu maka konsep perubahan perilaku (belajar) bukan pada kegiatan seperti halnya menurut pola hubungan S R, tetapi pada penglihatan dan pemikiran. Penglihatan ini mengandung Ihakna psikologis.

Dalam percobaan di atas, Sultan melihat sesuatu masalah, yakni bagaimana cara mengambil pisang yang tergantung di bagian atas kandang, melihat hubungan-hubungannya, dan prinsipprinsip dalam hubungan tersebut, semuanya secara psikologis, dan akhimya menemukan cara yang tepat dengan cara menyusun kotak yang tersedia.

Prinsip belajar pada Sultan mirip dengan pola belajar pada manusia, bahkan pada manusia sifatnya lebih kompleks karena situasi dan kondisinya yang sering tidak diatur oleh orang lain. Melalui insight-nya, orang berpikir secara terus-menerus.

Dalam taraf tertentu, insight atau wawasan ini sama dengan struktur kognitif, meskipun sebenarnya mereka berbeda. Struktur kognitif adalah kumpulan dari insight ini. Struktur kognitif merupakan persepsi seseorang, mengenai aspek-aspek psikologis tentang dunia personal, fisik, dan sosial.

Struktur kognitif berinteraksi secara psikologis, berkomunikasi secara psikologis, berwawasan, bertujuan, berkemauan, terarah, serta merang' sang persepsi seseorang. Itulah belajar, atau perubahan pola perilaku  seseorang dalam konsep psikologi kognitif.

Belajar kognitif dengan belajar behavioris dan disiplin mental memang berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut terutama pada proses dan pandangannya. Pada teori kognitif, belajar sebagai aktivitas psikologis yang bergantung pada sistem tensi saraf maka pada teori belajar behavioristik justru pada aktivitas fisiknya yang bisa diamati dari luar (Bigge, 1984).

Belajar kognitif dan belajar behavioris berpandangan bahwa orang berusaha untuk mengerti, memahami, berkemauan, berinteraksi secara aktif dan berkomunikasi secara aktif terhadap lingkungannya, sedangkan disiplin mental berpandangan bahwa individu atau orang bereaksi secara pasif terhadap lingkungannya. Disiplin mental ini juga berpandangan organisme biologis, bukan person oriented.

Kelebihan dan kekurangan aliran psikologi kognitif

Pada psikologi kognitif, perubahan lahiriah dianggap sebagai bukti adanya belajar, tetapi perubahan itu sendiri bukan merupakan belajafSementara menurut kaum behavioris, belajar merupakan perubahan lahiriah yang bisa diamati dari luar dan dapat diukur secara terencanaan.

Belajar kognitif merupakan peningkatan pemahaman secara psikologis, menggunakan pendekatan relativistic interactional dalam memahami persepsi, serta perilaku intelejen dianggap sebagai kemauan dan atau keinginan. Sedangkan psikologi behavioristik beranggapan bahwa belajar itu merupakan proses yang logis, objektif mekanistik, dan karenanya bisa diukur secara operasional.

Belajar kognitif memang menekankan kepada fungsi-fungsi psikologis. Ini artinya bahwa yang dilihat adalah dunia psikologis, bukan dunia fisik. Orang melihat dunia melalui kacamata orang lain (komunikan, sasaran), serta pola-pola hubungan interaksi antarmanusia dengan lingkungannya, harus dilihat secara psikologis.

Memang agak sulit melihat dunia manusia secara psikologis, karena pada dasarnya setiap manusia itu unik. Tidak ada satu manusia pun di dunia yang mempunyai rupa fisik yang sama dengan orang lain, juga mentalnya, kelebihan dan kekurangan teori kognitif bruner.

Baik secara fisik maupun mental, manusia mempunyai kepribadiannya sendiri yang tentu berbeda dengan orang lain. Bahkan dalam diri seorang manusia, terdapat bermacam aspek yang setiap saat berubah kekuatannya dalam mememgau'uhi manusia. Artinya, dalam diri manusia terdapat variabel individu yang sangat kompleks.

Orang dipengaruhi oleh variabel ruang dan waktu, usia, pendidikan, kecerdasan, lingkungan, sosial, dan aspek-aspek lain yang menyertainya. Dengan demikian, sikap orang pun berbeda pada setiap saat jika menghadapi objek-objek yang berbeda.

Kondisi manusia atau orang sangat sulit dijabarkan dengan kata-kata karena sangat kompleks. Oleh karena itu, sangat sulit untuk mengetahui pola perilaku manusia secara psikologis.

Memang ada pola kecenderungan umum dan kepribadian manusia yang bisa dipelajari oleh manusia lainnya, namun itu hanya sebatas gambaran secara umum, tidak sampai pada keseluruhan manusia secara utuh.

Keunggulan dan kelemahan teori kognitif

Ya, itu benar karena jika keinginan dan kemauan orang termasuk kepribadiannya secara utuh bisa diketahui oleh orang lain, tentu dunia ini bisa aman dari segala kelicikan dan kejahatan yang dilakukan oleh manusia sebab sebelum melakukan kejahatan akan bisa diketahui lebih d’ahulu sehingga tindakannya bisa dicegah.

Dalam konsep kognitif, ada pemahaman khusus yang menerangkan pada situasi kesejamanan (contemporaneity). Konsep ini dilihat secara psikologis, bukan secara fisik karena tidak mungkin orang secara fisik berada di dua zaman atau lebih sekaligus. Namun, pada konsepnya secara psikologis, hal itu bisa terjadi.

Prinsip kesejamanan ini diartikan sebagai semua pada satu waktu (all at one time). Dunia masa lalu, atau sebuah peristiwa yang telah terjadi, dan dunia masa sekarang atau yang sedang berlangsung, serm dunia yang masih belum terjadi atau masa yang akan datang, semua diangkat ke dalam konsep sekarang.

Jika orang berbicara tentang masa lalu, maka masa lalu itu sedang dibicarakannya sekarang. Juga dunia yang akan datang, semua diangkat ke dalam dunia sekarang. Penjelasan-penjelasan' nV81 dilangsungkan pada satu waktu, yaitu sekarang. Itulah yang dimaksud dengan prinsip kesejamanan dalam hal ini.

Jadi Kelebihan dan Kekurangan Teori Kognitif, situasi psikologis masa lalu maupun masa sekarang merupakan bagian dari dunia yang sedang terjadi pada masa sekarang, tepatnya pada suatu saat di masa sekarang. Memang dunia fisik masa lalu maupun masa sekarang tidak mempunyai efek apa-apa terhadap keadaannya sekarang (Lewin dalam Bigge, 1984), meskipun hal ini banyak yang membantahnya.

Namun, untuk memperkuat penjelasannya bahwa hanya ada satu masa, yaitu masa sekarang secara psikologis. Ketika kita sedang membicarakan suatu perisu'wa di masa lalu, menggagas masa depan, atau berbicara tentang peristiwa-peristiwa aktual masa sekarang, posisi kita sedang berada pada masa sekarang.

Kelebihan dan kekurangan teori kognitif sosial

Secara psikologis, kognisi kita mampu menjelajah ke mana pun kita mau, baik ke dunia nyata seperti yang tampak secara indra, ke dunia maya atau dunia bayangan, atau ke alam lain yang menurut dugaan kita ada atau mungkin ada. Kognisi kita memang terkadang sering melakukan penjelajahan seperti itu.

Kembali kepada konsep interaksi timbal balik secara simultan antara manusia dengan lingkungannya (lingkungan psikologis). Kedua kutub itu tidak saling menghilangkan, mereka juga tidak bebas sendiri-sendiri, dcngan kata lain mereka keadaannya saling bergantung satu sama lain.

Pendekatan ini bersifat asasi. Lingkungan psikologis itu ada karena adanya pada manusia, dan manusia juga ada secara utuh karena adanya lingkungan psikologis.

Karena manusia berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungannya secara psikologis (sebenamya secara fisik juga terjadi, namun dalam hal ini hanya dibicarakan secara psikologis) maka pengindraan terhadap lingkungannya pun secara psikologis.

Melalui pengalaman kognitifnya, manusia bempaya menggapai lingkungannya. Proses pengindraan tersebut dinamakan persepsi. Hal ini dilakukan secara simultan pada satu saat, serta dcngan scgala aspek yang menyertainya.

Aspek-aspek tersebut dicoba dihubungkan dengan dirinya sendiri, untuk kemudian merealisasikannya ke dalam seluruh aspek yang ada. Dengan kata lain, persepsi adalah proses penerimaan rangsang atau pengindraan (sensasi) yang dimengerti dan dipahami secara sadar.

Contoh persepsi yang bersifat perseptual, misalnya ketika sedang melihat gambar hidup (film, video). Di sini persepsi berjalan terus-menerus.

Sementara itu, pengalaman merupakan proses insight secara psikologis. Pengalaman merupakan interaksi seseorang dengan lingkungannya yang dirasakan. Interaksi di sini juga melibatkan terpaan informasi yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam hal ini, pandangan paham ini masih temp termasuk ke dalam positif relativistik.

Menekankan Kepada Perilaku Intelejen dan Bertujuan

Manusia berbuat sesuatu karena memang menyadari betul apa yang diperbuamya. Ia juga mengeru' tentang tindakannya tadi, serta menyadari tentang apa, bagaimana, dan dengan kemungkinan mendapatkan konsekuensi apa dari yang dikerjakannya tadi.

Dalam kelebihan dan kelemahan teori kognitif Hal ini berbeda dengan dalam perilaku non intelijen yang memiliki ciri ketidak sadaran atas tindakan Yang dilakukannya. Manusia berbuat, tetapi tidak mengerti tentang apa Vang diperbuatnya itu; tahu-tahu jadi, tahu-tahu sudah selesai.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel